Suatu masa ada seorang anak miskin yang mempunyai seekor kucing yang
sangat indah. kucing hitam itu sangat menarik perhatian, hingga sang
raja terpikat dan bermaksud untuk membelinya. Tapi si anak menolaknya.
Bagaimana mungkin aku bisa menjualnya ? kucing ini bukan sebagai hewan
piaraan bagiku. Dia lebih dari itu. Dia seperti sahabat bagiku.
Bagaimanakah mungkin aku bisa menjual sahabatku ?
Begitulah, si anak tidak bersedia menjual kucing tersebut, walaupun raja
sudah berkenan membayar dengan harga berapapun ! temandt dekatnya
sangat menyesalkan sikap anak miskin itu. Mereka berpikir bahwa dengan
menjual kucing itu, anak tersebut bisa mengubah hidupnya. Dia akan bisa
hidup makmur. Dan menjadi oaring kaya .
temandt-temandtnya itu mengatakan kepada anak tersebut akan kemungkinan
menerima musibah atau kutukan akibat menolak rejeki yang sedemikian
besar.
Dan beberapa hari kemudian, kucing hitam itu tidak ada di kandangnya.
Temandt-temandtnya si anak miskin sudah berkusak - kusuk. Mereka
menyalahkan anak miskin itu yang tidak mau menjual kudanya selagi bisa.
Bagaimana mungkin anak miskin itu bisa menjaga barang yang sedemikian
berharga ?
Mereka mendatangi anak miskin itu dan mengatakan bahwa dia telah terkena
kutukan dengan adanya musibah itu. Dengan menghela nafas agak panjang,
si anak menjawab : Kalian jangan terlalu cepat menyimpulkan ! Anggaplah
bahwa kucingku itu keluar dari kandangnya. Itu saja ! Jangan engkau
memvonis apakah ini sebuah musibah atau malah berkah bagi saya. Sudahlah
!
teman-temandtnya itupun bersungut - sungut.
Dan setengah bulan kemudian, tiba - tiba kucing itu muncul. Malah dengan
membawa sekitar 7 ekor teman-temanyanya di rawat sebentar dan kemudian
dijual oleh anak tersebut hingga anak tersebut bisa hidup cukup.
temandt-temandtnya itupun menemui anak itu dan mengakui kesalahan
mereka. Mereka mengatakan bahwa memang hilangnya kucing hitam setengah
bulan lalu adalah sebuah berkah. Si anak kemudian berkata : Sudahlah
jangan terlalu cepat menyimpulkan. Anggaplah bahwa kucing hitam telah
kembali dengan membawa teman-temannya. Itu saja ! Jangan engkau memvonis
apakah ini sebuah musibah atau malah berkah bagi saya. Sudahlah !
temandt-temandtnya kembali ke rumah masing - masing sambil tetap
berpendapat bahwa anak itu begitu beruntung telah mendapatkan berkah
atas kembalinya kucing hitam.
Si anak ini mempunyai seorang adik yang berusia muda. Dia membantu
kakaknya merawat kucing2 itu dari sisa kucing yang ada. Dan suatu saat,
dia terjatuh ketika berusaha merawat seekor kucing. Kakinya patah.
temandt-temandtnya-pun kembali berdatangan dan membenarkan apa yang
dikatakan oleh si anak. Mereka akhirnya mengakui bahwa kembalinya
kucing-kucing i itu bukan berarti berkah. Namun si anak berkata :
Mengapa kalian begitu bebal ? jangan terlalu cepat menyimpulkan !
Baiklah anggap saja bahwa adikku . telah jatuh dan kakinya patah.Itu
saja ! Jangan engkau memvonis apakah ini sebuah musibah atau malah
berkah bagi saya. Sudahlah !
temandt-temandtnya kembali ke rumah masing - masing sambil tetap
berpendapat bahwa anak itu mendapat musibah dengan patahnya kaki
adiknya.
tiba-tiba terdengarlah suara tangisandt .yang terisak - isak, para
temandt-temandtnya yang kebetulan kehilangan adik, kakaknya mendatangi
si anak dan mengakui kesalahan mereka. Mereka mengakui bahwa patahnya
kaki adiknya si anak itu . itu bukanlah sebuah bencanaSi anak kembali
berkata : Ah, percuma saya bicara dengan kalian. Bagaimana kalian bisa
tetap menyimpulkan ? Sudah saya katakan bahwa jangan terlalu berani
memvonis. Anggap saja bahwa apa yang diberikan kepadamu adalah apa yang
kamu butuhkan.
Hidup kita ini bagaikan lembaran-lembaran buku yang telah ditulis-Nya.
Dibalik lembar musibah bisa jadi tersimpan berkah yang tiada tara dan
sebaliknya. Ketika saat tertimpa musibah, bersabarlah dan berharap bahwa
lembar selanjutnya adalah lembar anugerah.
Sayapun tidak tahu, apakah saat ini adalah lembar terakhir anda atau tidak ...
Wallahu'alam bishowab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar