Feeds RSS
Feeds RSS

Minggu, 30 Desember 2012

hUkum Menunda ShoLat



“Eh, nonton bareng yuk? ada yang jam 18.00 nih” “emang maghrib jam berapa?” “Jam 17.45 kok, sempet lah” “isya-nya gimana? kan filmnya 2 jam-an” “ya isya ntar di rumah aja”
“Eh, jadwal acara sharing-sharingnya jam berapa?” “Jam 15.00-17.00″ “wah, ashar kan jam 15.08?” “santai lah… toh maghribnya masih jam 17.40-an, masih sempet kok”
Pernah mengalami kejadian atau percakapan yang mirip dengan contoh di atas kah? Setidaknya saya pernah mengalami hal-hal yang mirip, heheheheh. Beberapa kali saya mendapati bahwa banyak orang, muslim tentunya, yang menunda waktu shalat. Maksud menunda disini yaitu tidak mengerjakan shalat di awal waktu (ngerti kan awal waktu tu gimana?). Entah itu karena pekerjaan, kuliah, karena sedang dalam perjalanan, karena makanan belum habis, dsb. Hal ini sudah lumrah terjadi sepertinya ya? hmm…
Pertanyaannya, boleh ga sih nunda shalat? Ya boleh jika memang ada hal-hal yang menghalangi untuk mengerjakan shalat di awal waktu dan hal-hal tersebut dibenarkan dalam syariat. Misalnya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah menunda shalat zuhur berjamaah karena udaranya masih panas, jadi Rasulullah menunda sampai udaranya jadi lebih dingin. Kalau karena hal-hal lain yang mendesak gimana? Yah…silahkan dipertimbangkan sendiri, seandainya ada agenda yang jika ditunda dapat membawa mudharat ya shalatnya bisa ditunda asalkan waktunya memang masih ada. (Biar lebih mantap mungkin bisa baca bukunya Syaikh Yusuf Al-Qardhawy yang judulnya Fiqih Prioritas, biar bisa menentukan mana yang prioritas mana yang bukan)
Apa sih? gitu aja dibahas? sok alim!
Yah, bukankah sebagai sesama muslim memang seharusnya saling menasehati dalam hal kebenaran dan kesabaran supaya tidak termasuk orang yang merugi (lihat QS. Al-’Ashr)? Allah ta’ala juga berfirman
Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Ali ‘Imran:31)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda
“Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka bukan termasuk golonganku” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedangkan kita mungkin sudah sama-sama tahu, bahwa yang disunnahkan oleh Rasulullah adalah shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid (untuk yang laki-laki). Sungguh merugi orang yang meninggalkan shalat berjamaah dan sungguh merugi orang-orang yang menunda-nunda waktu shalat, apalagi sampai hampir habis waktunya. Orang-orang yang menunda-nunda shalatnya sampai seperti itu adalah orang-orang yang lalai dalam shalatnya, seperti firman Allah subhanahu wa ta’ala
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4–5).

Ingattt !!Sholat itu tiang agama, maka sholatlah sebelum Anda disholatkan!
Itulah tujuan Alloh Ta’alaa menciptakan jin dan manusia di dunia ini. Memang, cuma satu suku kata, yaitu “ibadah”. Ringan diucapkan, tapi mengandung makna yang begitu dalam dan luas. Ternyata, yang namanya ibadah itu tidak boleh dikerjakan dengan sembarangan, asal-asalan, ikut-ikutan atau dengan semaunya sendiri, suka-suka hati dengan mengikuti hawa nafsu. Tapi, ada petunjuk cara mengerjakannya. Maka, beruntung-lah bagi orang yang diberi petunjuk oleh Alloh Ta’alaa beragama Islam, menjadi orang yang beriman sehingga dapat mengerjakan ibadah dengan benar sesuai dengan petunjuk Alloh dan Rosul-Nya yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ibadah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits-lah yang akan diterima di sisi-Nya kelak. Sebagaimana pernyataan Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang telah diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab hadits Muwatho’, yang berbunyi:
Yang artinya: “Aku telah meninggalkan dua buah pusaka di tengah-tengah kalangan kamu sekalian, selama kamu sekalian berpegang teguh pada keduanya maka kamu sekalian tidak akan tersesat, yaitu kitabulloh (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam (Al-Hadits)”.


Yah, mungkin segitu saja tulisan ini, khawatir nanti saya terkena dalil yang lain, hehe. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi diri saya sendiri.
Segala puji hanya bagi Allah. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat. Wallahu waliyyut taufiq…