Feeds RSS
Feeds RSS

Jumat, 16 November 2012

Terlalu Mudah Menyimpulkan

Suatu masa ada seorang anak miskin yang mempunyai seekor kucing yang sangat indah. kucing hitam itu sangat menarik perhatian, hingga sang raja terpikat dan bermaksud untuk membelinya. Tapi si anak menolaknya.

Bagaimana mungkin aku bisa menjualnya ? kucing ini bukan sebagai hewan piaraan bagiku. Dia lebih dari itu. Dia seperti sahabat bagiku. Bagaimanakah mungkin aku bisa menjual sahabatku ?

Begitulah, si anak tidak bersedia menjual kucing tersebut, walaupun raja sudah berkenan membayar dengan harga berapapun ! temandt dekatnya sangat menyesalkan sikap anak miskin itu. Mereka berpikir bahwa dengan menjual kucing itu, anak tersebut bisa mengubah hidupnya. Dia akan bisa hidup makmur. Dan menjadi oaring kaya .

temandt-temandtnya itu mengatakan kepada anak tersebut akan kemungkinan menerima musibah atau kutukan akibat menolak rejeki yang sedemikian besar.

Dan beberapa hari kemudian, kucing hitam itu tidak ada di kandangnya. Temandt-temandtnya si anak miskin sudah berkusak - kusuk. Mereka menyalahkan anak miskin itu yang tidak mau menjual kudanya selagi bisa. Bagaimana mungkin anak miskin itu bisa menjaga barang yang sedemikian berharga ?

Mereka mendatangi anak miskin itu dan mengatakan bahwa dia telah terkena kutukan dengan adanya musibah itu. Dengan menghela nafas agak panjang, si anak menjawab : Kalian jangan terlalu cepat menyimpulkan ! Anggaplah bahwa kucingku itu keluar dari kandangnya. Itu saja ! Jangan engkau memvonis apakah ini sebuah musibah atau malah berkah bagi saya. Sudahlah !

teman-temandtnya itupun bersungut - sungut.

Dan setengah bulan kemudian, tiba - tiba kucing itu muncul. Malah dengan membawa sekitar 7 ekor teman-temanyanya di rawat sebentar dan kemudian dijual oleh anak tersebut hingga anak tersebut bisa hidup cukup.

temandt-temandtnya itupun menemui anak itu dan mengakui kesalahan mereka. Mereka mengatakan bahwa memang hilangnya kucing hitam setengah bulan lalu adalah sebuah berkah. Si anak kemudian berkata : Sudahlah jangan terlalu cepat menyimpulkan. Anggaplah bahwa kucing hitam telah kembali dengan membawa teman-temannya. Itu saja ! Jangan engkau memvonis apakah ini sebuah musibah atau malah berkah bagi saya. Sudahlah !

temandt-temandtnya kembali ke rumah masing - masing sambil tetap berpendapat bahwa anak itu begitu beruntung telah mendapatkan berkah atas kembalinya kucing hitam.
Si anak ini mempunyai seorang adik yang berusia muda. Dia membantu kakaknya merawat kucing2 itu dari sisa kucing yang ada. Dan suatu saat, dia terjatuh ketika berusaha merawat seekor kucing. Kakinya patah.

temandt-temandtnya-pun kembali berdatangan dan membenarkan apa yang dikatakan oleh si anak. Mereka akhirnya mengakui bahwa kembalinya kucing-kucing i itu bukan berarti berkah. Namun si anak berkata : Mengapa kalian begitu bebal ? jangan terlalu cepat menyimpulkan ! Baiklah anggap saja bahwa adikku . telah jatuh dan kakinya patah.Itu saja ! Jangan engkau memvonis apakah ini sebuah musibah atau malah berkah bagi saya. Sudahlah !

temandt-temandtnya kembali ke rumah masing - masing sambil tetap berpendapat bahwa anak itu mendapat musibah dengan patahnya kaki adiknya.

tiba-tiba terdengarlah suara tangisandt .yang terisak - isak, para temandt-temandtnya yang kebetulan kehilangan adik, kakaknya mendatangi si anak dan mengakui kesalahan mereka. Mereka mengakui bahwa patahnya kaki adiknya si anak itu . itu bukanlah sebuah bencanaSi anak kembali berkata : Ah, percuma saya bicara dengan kalian. Bagaimana kalian bisa tetap menyimpulkan ? Sudah saya katakan bahwa jangan terlalu berani memvonis. Anggap saja bahwa apa yang diberikan kepadamu adalah apa yang kamu butuhkan.

Hidup kita ini bagaikan lembaran-lembaran buku yang telah ditulis-Nya. Dibalik lembar musibah bisa jadi tersimpan berkah yang tiada tara dan sebaliknya. Ketika saat tertimpa musibah, bersabarlah dan berharap bahwa lembar selanjutnya adalah lembar anugerah.

Sayapun tidak tahu, apakah saat ini adalah lembar terakhir anda atau tidak ...

Wallahu'alam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar